Direktur Utama Sarinah
Kerja keras dan kejujuran adalah modal kesuksesan. Dengan modal itu, menjadi pimpinan termuda BUMN Sarinah.Duduk di ujung sofa rumahnya, ia menjawab setiap pertanyaan Sabili dengan tangkas, lancar dan runut. Tidak ada satu kalimat yang keluar darinya yang tidak nyambung. Jika dicermati, kalimat demi kalimat yang keluar dari laki-laki muda ini seakan mengandung makna dan inspirasi.
Tidak heran jika diusianya yang relatif muda (37) tahun, ia telah dipercaya Menteri Negara BUMN Sofyan Jalil untuk memimpin Sarinah, departemen store modern pertama yang dimiliki Indonesia. Pria kelahiran 15 September 1972 ini adalah Jimmy M Rifai Gani.
Ayah tiga putra ini adalah Direktur Utama BUMN termuda yang dimiliki Indonesia saat ini. Mesti terbilang muda, namun pengalaman dan pemikirannya cukup matang. Visinya pun jauh ke depan. Boleh jadi karena itu, Sofyan Jalil sangat tertarik hingga mengamanahkan pengurusan Sarinah kepadanya.
Kematangan pria yang dianugerahi Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Dirut BUMN termuda ini terlihat sejak awal ia memimpin Sarinah. Setelah dilantik sebagai Dirut Sarinah 15 Mei 2009, Jimmy langsung membuat sejumlah gebrakan yang signifikan.
Untuk meningkatkan kinerja perusahaan misalnya, pria yang pernah menjadi lover koran di AS itu langsung menyusun roadmap pengembangan usaha untuk lima tahun ke depan dari 2009-2014. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan produktivitas, efektivitas dan efisiensi kinerja BUMN yang pernah menjadi pioner ritel di Indonesia ini.
Ia lantas mencanangkan tahun 2009 sebagai tahun konsolidasi antara berbagai elemen yang terlibat di Sarinah, seperti karyawan, pemda, mitra, kementerian dan lainnya. Karena itu, tak heran jika empat bulan pertama memimpin Sarinah kerjaannya adalah keliling menemui banyak orang.
“Kita sowan ke mana-mana,” tegas pria yang dikenal taat menjalankan ibadah ini. Sementara itu tahun 2010 ditetapkannya sebagai tahun perbaikan kinerja. Tahun berikutnya sebagai tahun pertumbuhan. Dan tahun 2012 sebagai tahun ekspansi.
Tak cukup sampai di situ. Di bawah komandonya, Sarinah terus melakukan pembenahan besar-besaran dengan menitikberatkan pada kelebihan yang dimiliki BUMN plat merah ini. Tiga bisnis utamanya, yaitu ritel, trading ekspor-impor dan properti, terus digenjot agar lebih meningkat.
Di bidang ritel misalnya, Jimmy merancang Sarinah berbeda dengan departemen store yang lain, yaitu department store yang bercirikan budaya Indonesia. Ini akan menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan asing yang singgah di Jakarta. Sehingga mereka terketuk hatinya mendatangi Sarinah dan membeli barang khas Indonesia untuk dibawa pulang ke negaranya. “Wisatawan asing adalah potensial digarap Sarinah,” ujarnya.
Untuk itu, pria yang juga aktif menjadi anggota ICMI ini sedang membangun bekerja sama dengan berbagai Pemda di 33 provinsi di Indonesia. Mereka akan diminta menampilkan tiga produk daerah masing-masing di Sarinah, seperti fasion daerah, handicraft dan kuliner.
Untuk memperlancar tujuan itu, beberapa waktu lalu ia pun telah menandatangani Mou dengan PHRI, persatuan hotel-hotel di Indonesia. MoU ini dalam rangka joint marketing menggaet para wisatawan asing yang datang ke Indonesia, khususnya yang singgah di Jakarata.
Karena itu, tak heran jika saat ini lingkungan Sarinah cukup berbeda dari sebelumnya. Jika beberapa waktu silam, di halaman depan Sarinah banyak orang yang nongkrong, kini telah ditertibkan. Lobby Sarinah juga sedang dibenahi untuk memberikan kesan yang dalam kepada para pelanggan. Bahkan, nantinya para pelanggan akan dimanjakan dengan keberadaan call center yang siap membantu jika dibutuhkan.
“Kita memang harus pro aktif menangkap bola. Wisatawan asing yang datang ke Indonesia 6,8 juta. 1,5 juta lewat Jakarta. Jika setengah dari itu, yaitu 700 ribu jadi target Sarinah, maka 2000 orang pertahun menjadi pasar potensial,” tutur pria yang senang berbuka puasa di Ramadhan dengan keluarga ini.
Ciri lainnya Sarinah akan tampil spesial dengan memiliki tiga ciri khas, yaitu produk Muslim, seperti jilbab dan lainnya, berbagai macam batik dan handicraft. Ketiga produk tersebut akan membentuk format special fixstore Sarinah kedepannya.
Gebrakan serupa dilakukan pria jebolan universitas AS ini di dua usaha inti Sarinah lainnya, yaitu trading ekspor-impor dan properti. Di bisnis trading, Jimmy menyiapkan konsep Sarinah sebagai trading house, terutama untuk membantu usaha kecil, menengah dan perusahaan negara.
Sebagai pimpinan Sarinah, Jimmy menyadari bahwa sebagus apa pun konsep yang dibuatnya tidak akan berarti apa-apa tanpa dukungan dari SDM yang bermental baik. Ia pun membangun nilai-nilai spirituil yang baik di Sarinah dengan rutin menggelar pengajian.
Spirituil pun belumlah cukup. Untuk mengubah mental karyawan, Jimmy mengajak mereka dan para mitra Sarinah untuk mencanangkan target bersama, yaitu kesejahteraan para karyawan dengan konsep KISS (Keluarga Insan Sarinah Sejahtera).
Namun, kesejahteraan tersebut tidak datang dengan sendirinya, tanpa usaha. Ia kemudian meminta mereka mengubah mind set nilai-nilai yang dianut dengan konsep KISS juga, yaitu Kritis dan Kreatif, Inovatif, Sopan dan Santun. “Terus kritis bertanya bagaimana bisa bersaing dengan cara inovatif dan kreatif. Dan dalam menjalankannya dengan sopan, jangan sikut sana, sikut sini. Juga harus santun dalam berbicara,” ujarnya, menjelaskan filosofi KISS.
Setelah itu, dilanjutkan dengan menjalankan program yang disebutnya dengan memberangus KKN lama dan membangun KKN baru. Yaitu, jangan korupsi, tapi kontribusi. Kolusi diganti kolaborasi. Nepotisme diganti dengan membangun networking. “Kemudian dipimpin oleh pimpinan yang bermental JUARA (jujur, unggul, amanah dan risteker (berani mengambi risiko) dan adil,” tandasnya.
Kini, dengan berbagai perubahan tersebut, Sarinah berjalan dengan semangat baru dan optimisme baru. Karena itu, tidak heran jika direksi Sarinah menargetkan pendapatan perusahaan plat merah ini menjadi 5 trilyun untuk 3-5 tahun ke depan. “Kami tahu itu tidak mudah, tapi insya Allah dengan kerja keras dan semnagat bersama, target itu akan tercapai,” ujar Jimmy.
Jimmy dilahirkan dari keluarga pegawai negeri dan pedagang. Kepribadiannya saat ini banyak dipengaruhi oleh ayah, ibu dan kakeknya. Ayahnya Ahmad Fauzi Gani adalah seorang diplomat di Departemen Luar Negeri. Dari ayahnya ia banyak belajar berdiplomasi. Itulah sebabnya ia terbilang lihai berdiplomasi menghadapi banyak pihak hingga saat ini.
Dari kakek dan ibunya, ia banyak belajar ilmu bisnis. Sebelum menjadi dai, kakeknya adalah seorang pedagang sukses. Hijrah dari kampung halamannya Lampung, kakeknya merintis dagang mulai dari kaki lima di Jakarta. Lama kelamaan bisnisnya berkembang pesat. Berkaca pada Rasulullah, ia kemudian melepaskan kegiatan dagangnya ke adik-adiknya dan mulai fokus berdakwah.
Ibunya mengikuti jejak kakeknya berdagang di pasar Senin. Berdagang tetap dilakukan ibunya saat mengkuti suaminya ke luar negeri. Sebagai istri pegawai negeri, ia berjuang untuk mendapatkan hidup yang lebih baik. Darah bisnis kakek dan ibunya ternyata mengalir ke darah Jimmy. Itulah mengapa sejak remaja Jimmy gemar berdagang. DI usia 19 tahun, ia sudah menjalankan bisnisnya sendiri. “Dari hasil bisnis itu, saya bisa membeli apa saja,” kenangnya.
Ia juga sangat terinspirasi oleh kakek dari ayahnya yang menjadi tentara dan pernah bekerja selama 16 tahun di Timur tengah. Saat kembali ke Indonesia, kakeknya ditugasi ke bidang kerohanian dan ialah yang bertugas membangkitkan spiritual tentara saat itu.
Pada usia 24 tahun, Jimmy bekerja si salah satu perusahaan multiinternasional milik Amerika. Saat bosnya membuka usaha di Indonesia, ia dipercaya sebagai direktur keuangan perusahaan multiinternasional tersebut. Perjalanan waktu mengantarkannya menjadi seorang konsultan di perusahaan dunia papan atas. Dari sini, ketajaman bisnisnya makin terasah.
Pada tahun 1998, masuk sebagai konsultan paling rendah. Karena prestasinya yang gemilang, ia melejit hingga menjadi vice presiden perusahaan tersebut di usia yang relatif muda, 28 tahun dan tercatat sebagai pimpinan paling muda se asia di perusahaan itu.
Perjalanan berikutnya, ia bertemu dengan Pak Dharmono, seorang pengusaha sukses dan membuka usaha sendiri. Karena kepiawaiannya berdiplomasi dan menelurkan solusi, ia dipercaya sejumlah perusahaan besar, seperti Hitachi, Frisian Flag dan lainnya. Perusahaannya pun berkembang pesat dan membuka cabang di Bandung, Lampng dan lainnya.
Setelah 5 tahun berjalan, kini ia memiliki sejumlah profesional yang dapat dipercaya menjalani bisnisnya. Jimmy kemudian teringat pengalaman kakeknya, sebelum 40 tahun, ia bercita-cita tarik diri dari dunia bisnis dan fokus ke hal lain. Allah SWT ternyata berkehendak lain. Setelah melalui fit and profer test, Menteri Negara BUMN mengamanahinya menjadi Dirut Sarinah.
Kerja keras, jujur dan amanah telah mengantarkannya mencapai puncak karir tertinggi. Pengalaman Jimmy seharusnya menjadi inspirasi kita semua untuk menjadi yang terbaik. Kenapa tidak.
(Rivai Hutapea), dikutip dari SABILI
0 Komentar:
Post a Comment