Seorang mahasiswa kutu buku yang dikenal pintar dengan nilai sempurna mendatangi mahasiswa yang sibuk bisnis. Ia menantang mahasiswa yang selain belajar juga sibuk berbisnis, “Ayo kita bertaruh, mana yang lebih menguntungkan, aku yang kutu buku atau kamu yang sibuk bisnis. Kita tebak-tebakan, kalau saya tidak bisa menjawab kamu saya bayar sepuluh juta. Sedangkan kalau kamu tidak bisa menjawab pertanyaan saya, cukup membayar seratus ribu. Setuju?”
Singkat kata mereka sepakat. Si kutu buku mendapat giliran pertama memberi pertanyaan, “Mengapa laut mati airnya paling asin di dunia?” Sambil cengar-cengir mahasiswa yang sibuk bisnis merogoh kantongnya sambil berkata, “Saya tidak bisa menjawab, kau menang, ini uangnya seratus ribu.” Kini giliran mahasiswa pebisnis yang bertanya, “Ada hubungan bisnis apa antara Obama dan Jokowi?” Mendengar pertanyaan itu si kutu buku menjawab, “Wah, itu gak ada dalam buku yang saya baca, saya kalah dan kamu menang. Ini uang sepuluh juta buat kamu.”
Setelah menerima uang sepuluh juta, mahasiswa pebisnis itu berpamitan karena ada order yang harus dikirim. Namun sebelum ia pergi, mahasiswa kutu buku bertanya, “Boleh saya tahu apa hubungan bisnis antara Jokowi dan Obama?” Mahasiswa pebisnis itu dengan enteng menjawab, “Saya juga tidak tahu. Hehehe… Saya kalah, ini uang seratus ribu buat kamu.”
Mahasiswa Kutu Buku vs Mahasiswa Pebisnis
Bagaimana dengan kisah diatas, menarik kan.......... Banyak orang bilang untuk jadi pengusaha tidak perlu cerdas dan tak perlu kuliah. Saya kurang sependapat dengan pendapat ini. Untuk jadi pengusaha harus cerdas dan juga perlu kuliah. Kecerdasan diperlukan karena bisnis memerlukan nalar, kreativitas dan orang yang visioner.
Sementara itu, kuliah diperlukan untuk membentuk kerangka berpikir. Ada orang yang menganjurkan anak-anak muda untuk berhenti kuliah dan fokus di bisnis saja, padahal si penganjur juga sarjana. Saran ini cocok bagi Anda yang kuliah di perguruan tinggi “abal-abal”, yang kuliah hanya untuk mendapatkan ijasah. Tetapi bila Anda kuliah di perguruan tinggi berkelas, selesaikan kuliah hingga tuntas.
Namun, saran saya, saat kuliah jangan menjadi kutu buku, cuma sibuk belajar dan lupa berorganisasi serta berlatih bisnis. Malu ah, IP-nya 4.0 tetapi uang masih meminta orang tua. Mahasiswa yang berjiwa bisnis dan aktif di organisasi, pada saatnya nanti, bisa mengalahkan kutu buku yang IP-nya 4.0.
Yuk, lebih kreatif dan banyak belajar lagi...........
Sumber : http://www.jamilazzaini.com/mahasiswa-pebisnis-vs-kutu-buku/
Sumber : http://www.jamilazzaini.com/mahasiswa-pebisnis-vs-kutu-buku/
0 Komentar:
Post a Comment