"Komputer Syariah: Memahami Agama dengan Ilmu Komputer"
Ada sebuah joke, jika saya ditanya oleh orang-orang mengenai jurusan apa yang saya ambil di Rusia. Saya akan dengan tegas menjawab jurusan syariah. Orang biasanya akan terkejut dan heran dengan jawaban saya, di Rusia kok ambil jurusan syariah yang umumnya dipelajari di Negara-negara timur tengah. Keheranan itu menjadi tawa ketika saya melanjutkan bahwa jurusan yang saya ambil adalah Komputer Syariah , plesetan dari Computer Science yang memang saya ambil.Disclaimer : Ini bukan berarti apa-apa saya selalu hubungkan dengan syariah, tapi murni joke belaka dan kebetulan dalam konteks ini nyambung namun ada dasarnya juga kenapa bisa diplesetin jadi computer syariah.
Beliau menganalogikan kehidupan adalah sebuah Game
Sebelum sebuah Game bisa berjalan, semua sudah dituliskan terlebih dahulu dalam sebuah kode dalam hal ini adalah lauh mahfuz. Di dalam Game pemain bisa melakukan apapun, bergerak ke kiri dan ke kanan, menyelesaikan level, dsb. Berapa skor yang didapat, sukses atau tidaknya bermain, memilih jalur yang mana, atau kapan game over semuanya relatif tergantung dari bagaimana pemain ini bermain. Walaupun bebas, namun pemain tidak akan bisa menyalahi aturan yang berlaku berdasarkan kode yang sudah ditulis. Kode pun bisa menciptakan berbagai macam kemungkinan yang terjadi dalam permainan, dalam tataran tingkat yang kompleks seperti sebuah kehidupan, maka kemungkinan yang ada makin banyak juga, tapi semuanya sudah tertulis dan direncanakan, jelas kapan awal, kapan akhir. Biasanya programmer pasti memberikan petunjuk bagaimana menjalankan suatu program, nah dalam hal ini Al Quran lah petunjuk dari “Sang Programmer” agar pemain bisa menyelesaikan permainan dengan baik.
Hehe saya rasa sih enggak semua paham dengan penjabaran yang saya tulis, apalagi bagi yang belum pernah bersentuhan dengan dunia pemrograman dan segala macam tetek bengeknya. Tapi intinya dari penganalogian sebuah program computer dengan kehidupan dari senior saya ini, bisa cukup menjelaskan hubungan antara konsep takdir yang bisa diubah dan juga konsep semuanya sudah tertulis di lauh mahfuz. Dua konsep ini sama-sama jelas, logis dan masuk akal sehingga tidak perlu dipertanyakan lagi.
Membahas mengenai masalah takdir dengan pendekatan seperti ini bagi saya lebih jelas, daripada membahas menggunakan pendekatan filosofis yang biasanya enggak jelas juntrungannya kemana :D
eniwei gelar Lc enggak hanya monopoli lulusan agama dari timur tengah lo, bisa juga buat mahasiswa computer science macam saya bergelar Lc alias Lulusan computer :)))
Wallahu a’lam bis shawab
St Petersburg Mei 2013
Muhammad Ghozy Ulhaq (@ghozyulhaq)
Ikhwah Jogja ~ Tinggal di St.Petersburg Russia
Computer Science and Information Engineering Student
Sumber :
http://ohmyghoz.tumblr.com/post/49473494573/komputer-syariah-memahami-agama-dengan-ilmu-komputer
http://www.pkspiyungan.org/2013/05/ketika-ikhwah-jogja-belajar-mengutak.html
0 Komentar:
Post a Comment